Lorem Ipsum Dolor .......

Lorem ipsum lorem ipsum lorem ipsum lorem ipsum.......

cahaya kebenaran

Apakah hidup itu? Keberadaan manusia di dunia ini dan penciptaan seluruh alam semesta ini bukan secara kebetulan atau hasil alam secara kebetulan saja. Alam semesta ini, setiap atom yang tunggal menunjukkan dan menuntun kita kepada cinta yang sesungguhnya, kemurahan hati, dan kekuatan sang pencipta. Tanpa adanya pencipta, tidak ada sesuatu pun yang bisa eksis. Setiap jiwa itu mengetahui bahwa keberadaannya itu tergantung kepada Sang Pencipta. Dia tahu dengan pasti bahwa dia tidak dapat menciptakan dirinya sendiri. Oleh karena itu, menjadi kewajibannya untuk mengetahui Tuannya yaitu Sang Pencipta.



MANUSIA: Manusia adalah makhluk yang unik. Tuhan memberikan manusia kemampuan untuk memerintah semua makhlukyang lain di dunia ini. Dia membantu dengan memberi kemampuan mempertimbangkan yang lengkap dibandingkan dengan binatang. Dengan kemampuan untuk melihat dan membedakan, manusia diberi kebebasan sendiri untuk memilih jalan hidup yang pantas bagi kedudukannya, apakah dia jatuh lebih rendah daripada binatang atau ciptaan yang lain. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci dan diberi pilihan untuk mengerjakan perbuatan yang pantas atau memperturutkan hatinya yang menuju ke limbah dosa.



PETUNJUK TUHAN : Sang Pencipta, di luar dari cinta-Nya yang berlimpah dan kemurahan-Nya untuk manusia, tidak meninggalkan kita dalam kegelapan untuk mengetahui garis kebenaran dengan mencoba dan bersalah sendiri. Berhubungan dengan kemampuan intelektual kita untuk mempertimbangkan, Pencipta kita memberikan kita petunjuk ketuhanan bahwa garis besar kriteria kebenaran, ilmu pengetahuan, dan realitas keberadaan kita di dunia dan di akhirat.



WAHYU : Dari awal manusia, Sang Pencipta kita mengutus nabi untuk menyampaikan wahyu-Nya dan mengajak manusia untuk mengikuti garis perdamaian yang benar dan taat kepada Tuhan yang satu. Inilah Islam. Inilah pesan yang disampaikan untuk generasi manusia yang berturut-turut melalui nabi yang berbeda beda, untuk mengajak seluruh umat manusia kepada garis edar yang sama. Akan tetapi seluruh pesan yang awal atau wahyu dari Allah itu diubah oleh orang­orang generasi setelahnya.

Sebagai hasilnya, wahyu yang suci yang berasal dari Sang Pencipta itu dicampuri dan dikotori dengan cerita yang dibuat-buat, takhayul, menyembah berhala dan ideologi fllosofis yang tidak rasional. Agama Allah dalam pengertian hilang dalam agama yang berlebihan. Sejarah manusia adalah sebuah perjanjian dari penyimpangan manusia antara terang dan kegelapan, tetapi Allah di luar cinta-Nya yang melimpah untuk manusia tidak mengabaikan kita.



WAHYU TERAKHIR: Ketika manusia berada dalam masa kegelapan, Pencipta kita mengutus Rasul-Nya yang terakhir, Nabi Muhammad SAW untuk menyelamatkan manusia dengan wahyu yang terakhir sebagai sumber petunjuk terakhir dan permanen untuk seluruh dunia.



KRITERIA KEBENARAN: Kriteria berikut dapat paling berguna sebagaimana ukuran untuk mengetahui wahyu terakhir yang autentik (al-Quran) sebagaimana firman Allah SWT:

Ajaran yang rasional: Karena Pencipta kita memberikan pertimbangan dan intelektual kepada kita, inilah kewajiban kita menggunakannya untuk membedakan kebenaran dari kebohongan. Sungguh, wahyu itu dari Allah, pasti rasional, dan dapat dirundingkan tanpa ada pikiran yang memihak.

Kesempurnaan: Karena Pencipta kita itu sempurna, wahyu-Nya pasti sempurna dan akurat, bebas dari kesalahan, kelalaian, penambahan/interpolasi dan versi yang bermacam-macam. Pasti bebas dari kontradiksi dalam penyampaiannya.

Tidak ada cerita yang dibuat-buat atau takhayul: Wahyu yang benar bebas dari cerita yang dibuat­buat atau takhayul yang menurunkan martabat Sang Pencipta atau diri manusia.

Ilmiah: Karena Sang Pendpta kita adalah Pencipta seluruh ilmu pengetahuan, wahyu yang benar pastl ilmiah dan dapat bertahan terhadap tantangan ilmu pengetahuan di setiap saat.

Ramalan yang berdasarkan fakta: Karena Pendpta kita lebih tahu masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang, maka ramalan-Nya dalam wahyu­Nya dimasukkan sebagai ramalan.

Tidak dapat ditiru manusia: Wahyu yang benar adalah sempurna dan tidak dapat ditiru manusia. Wahyu Allah yang benar adalah keajaiban yang hidup, sebuah kitab yang membuka tantangan manusia untuk melihat dan membuktikan kepada diri mereka sendiri keautentikannya / keasliannya atau ketelitiannya


tahu lebih rinci ^_^

laut dan samudra

Kami menghadirkan kepada Anda Prof. William W Hay, ahli geologi Universitas Colorado, Boulder, Colorado, Amerika Serikat. Sebelumnya dia, sebagai Dekan Rosentiell School of Marine dan Atmospheric Science di Universitas Miami, Miami, Florida, Amerika Serikat. Kami pergi dengannya pada ekspedisi laut untuk menunjukkan kepada kami beberapa fenomena yang berhubungan dengan penelitian kami, keajaiban ilmiah dari al-Quran dan Sunnah. Kami menanyakannya tentang permukaan laut, pembatas antara bagian atas dan bawah laut, dasar samudera, dan geologi laut. Kami juga menanyakan kepada Profesor Hay tentang pembatas air yang bercampur antara air laut dan air sungai. Dia cukup baik dalam menjawab pertanyaan kami secara detail. Dalam kaitannya dengan pencampuran antara laut yang berbeda, dia menjelaskan bahwa dalam kumpulan air ini bukanlah laut yang homogen sebagai­mana yang terlihat. Laut-laut itu agak berbeda, yang membedakan adalah kadar garam yang bermacam-macam, suhu, dan berat jenis. Jika dilihat dengan mikroskop akan terlihat garis putih yang merupakan percampuran antara dua air laut yang berbeda. Masing-masing percampuran ini membagi dua laut yang berbeda dalam suhu, kadar garam, berat jenis, biologi laut, dan kadar oksigen yang larut. Ilmuwan pertama melihat gambar, sebagaimana yang Anda lihat, pada tahun 1942, setelah beratus-ratus tahun tempat penelitian laut itu didirikan. Di sinilah kita lihat perbedaan antara Laut Tengah dan Samudera Atlantik.

Pada foto, kita lihat segitiga yang berwama. Ini adalah dasar batu Gibraltar. Kita dapat mengamati perbedaan warna kedua kumpulan air, meskipun dengan mata telanjang manusia tidak dapat merasakan kealamiannya. Hal itulah yang mungkin dengan alat satelit fotografi dan teknik kegunaan remote. Foto yang dibuat di sini diambil dengan menggunakan satelit, khususnya yang berkaitan dengan panas dari kumpulan air yang berbeda-beda. Dan alasan inilah mengapa laut terlihat memiliki warna yang berbeda. Sebagaimana contoh, kita di sini melihat biru muda, biru tua, dan hitam. Kumpulan air yang lain menunjukkan warna hijau. Perbedaan warna itu menunjukkan perbedaan suhu dari permukaan laut. Akan tetapi, sebagaimana yang kita ketahui semua, samudera dan laut akan terlihat dengan warna biru di hadapan mata kita. Percampuran ini hanya dapat dilihat dan diterima dengan penelitian ilmiah dan teknologi modern. Allah telah menjelaskan kepada kita di dalam al-Quran bahwa:



"Dia membiarkan (maraja) dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing " (QS ar-Rahman: 19 - 20)



Secara tradisi, ada dua tafsiran utama dari ayat ini. Yang pertama, menunjukkan dengan mengikud arti harfiah dari istilah maraja, laut yang bertemu dan bercampur dengan yang lain. Akan tetapi, pada kenyataannya al-Quran melanjutkan pengertian itu bahwa ada pembatas antara mereka. Arti pembatas ini secara sederhana mencegah laut dari melanggar hal keduanya atau penggenangan dengan yang lain.

Pendukung pendapat kedua, menanyakan bagai­mana bisa ada pembatas antara laut yang mana mereka tidak melanggar satu dengan yang lain. Sedangkan ayat ini menunjukkan bahwa laut saling bertemu? Mereka menyimpulkan bahwa laut tidak bertemu dan mencari arti lain dari istilah maraja, tetapi sekarang ilmu pengetahuan modern menunjukkan kita dengan informasi yang cukup untuk menyelesaikan persoalan ini. Laut tidak bertemu sebagaimana yang kita lihat, sebagaimana contoh di dalam gambar Mediterranean dan Samudera Atlantik. Meskipun ada pembatas air yang condong di antaranya, kita sekarang tahu bahwa mela­lui pembatas ini air dari masing-masing laut itu melintasi yang lain. Tetapi ketika air dari laut satu memasuki laut yang lain, akan kehilangan sifat tersendirinya dan menjadi sejenis dengan air yang lain. Pada suatu jalan, pembatas ini menjalankan sebuah peralihan area sejenis untuk dua macam air.

Inilah sebuah contoh yang unggul dari penelitian ilmiah modern Islam. Dengan demikian teknik modern dapat digunakan untuk menunjukan bahwa al-Quran tidak ada bandingannya. Kami mendiskusikan ayat ini dan beberapa ayat yang lain yang sangat panjang dengan Profesor Hay dan kemudian kami menanyakan kepada beliau pertanyaan sebagai berikut: "Apakah pendapat Anda tentang fenomena ini, yakni teks yang telah Anda miliki sekarang yang telah diturunkan pada 1400 tahun yang lalu dan menggambarkan secara mendetail rahasia alam semesta yang mana tidak seorang pun pada waktu itu yang pernah mengetahuinya secara sederhana karena teknik dan peralatan yang tersedia?

Profesor Hay menjawab: "Saya mendapatkan hal yang sangat menarik bahwa informasi semacam ini di dalam kitab Injil kuno dari kitab al-Quran dan saya tidak rnemiliki cara mengetahui mereka datang dari mana, tetapi saya pikir hal ini luar biasa menarik dan pekerjaan ini akan berlanjut untuk menemukannya, arti dari beberapa bagian ini. " Dia ditanyai: "Kemudian Anda telah menolak dengan mutlak hal ini berasal dari sumber manusia. Siapa yang Anda pikiirkan informasi seperti ini dari sumber yang asli?" Profesor Hay menjawab: "Baik, saya berpikir pasti ini berasal dari Tuhan. "

Sebenarnya ini adalah pengetahuan Ketuhanan yang diturunkan Allah untuk mendukung pesan Nabi Muhammad SAW, yang mana beliau bersabda:



"Setiap Rasul telah diberi sesuatu untuk membuat umatnya percaya kepadanya. Tetapi aku diberi petunjuk oleh Allah, dan aku berbarap, aku akan memiliki pengikut paling banyak di hari kiamat. " (HR Bukhari)



Petunjuk ini berisi keajaiban dan tetap dipegang teguh sebagai buku kepada manusia sampai akhir zaman.



tahu lebih rinci ^_^

Sekarang kami bertemu dengan seseorang ahli yang unik. Dia berbeda dengan ahli yang lain, tetapi pada saat yang sama, dia anggota dari kelompok ahli. Namanya adalah Profesor Siaveda, salah satu anggota ahli geologi dari Jepang. Dia juga salah satu ilmuwan terkenal dunia. Pemikiran Profesor Siaveda dipenuhinya dengan beberapa distorsi dan kecurigaan tentang semua agama. Memang benar apa yang dia katakan yang berkenaan dengan semua agama, kecuali Islam, sebab Islam berbeda dengan semua agama yang ia bicarakan.

Ketika kami bertemu dengannya, dia berkata kepada kami: "Anda belajar agama yang semua ada di dunia seharusnya Anda menjaga dengan menutup mulut Anda selamanya." Kami menjawab: "Tetapi mengapa, Profesor, mengapa?" Dia menjawab: "Sebab, jika Anda berbicara, Anda menyebabkan perang yang berkobar antara keseluruhan manusia di dunia". Kami bertanya kepadanya: "Mengapa persekutuan NATO dan Pakta Warsawa mengumpulkan gudang senjata nuklir secara besar-besaran dan senjata nuklir di angkasa, laut, darat, dan bawah tanah. Mengapa hal ini? Apakah hal ini untuk alasan agama?" Dia terdiam. Kemudian kami berkata kepadanya: "Bagaimananapun kami tahu bahwa sikap Anda yang berhubungan dengan semua agama, namun karena Anda tidak tahu banyak tentang Islam, Anda mungkin mendengar apa yang kami katakan." Jadi, kami menanyakannya banyak pertanyaan tentang keahliannya dan juga memberikan informasi kepadanya tentang ayat-ayat al-Quran dari Hadis Nabi yang menyebutkan fenomena yang ia bicarakan


Satu dari pertanyaan ini adalah tentang gunung yang benar-benar mengakar di bumi. Dia menjawab: "Perbedaan pokok antara gunung yang ada di benua dan gunung yang ada di samudera terletak pada bahannya. Gunung yang ada di benua pada dasarnya terbuat dari endapan, sedangkan gunung di samudera terbuat dari batu vulkanik. Gunung di benua terbentuk dari kekuatan tekanan , sedangkan gunung di samudera terbentuk dari kekuatan perpanjangan. Tetapi, di antara kedua gunung itu memiliki persamaan bahwa mereka mengakar untuk mendukung pegunungan. Dalam hal ini, gunung di benua, ringan rendahnya berat jenis bahan dari gunung secara luas turun ke bumi sebagai akar. Sedangkan gunung di samudera juga ada bahan ringan yang menyokong gunung sebagai akar, tetapi bahan-bahan gunung disamudera ini tidak ringan sebab komposisinya ringan, tetapi panas, oleh karena itu agak meluas Tetapi dari sudut pandang berat jenis, mereka mengerjakan hal yang sama dalam menyokong pegunungan. Oleh karena itu, fungsi akar adalah penyokong gunung sesuai dengan hukum Archimedes. "

Profesor Siaveda menggambarkan semua bentuk gunung, baikyang di darat maupun di laut, sebagaimana yang menjadi bentuk iris. Dapatkah seseorang pada masa Nabi Muhammad SAW mengetahui kondisi gunung ini? Dapatkah seseorang membayangkan bongkahan gunung yang dia lihat sebelumnya benar-benar memperluas ke dalam bumi dan memiliki akar sebagaimana yang dipercayai para ilmuwan. Banyak buku geografi yang membicarakan gunung, hanya menggambarkan bagian permukaan bumi. Hal inilah yang tidak ditu­lis oleh ahli geologi, akan tetapi ilmu pengetahuan modern memberikan informasi kepada kita tentang gunung dan Allah berfirman,



"Dan gunung gunung sebagai pasak" (QS an­Naba'. 7)



Kami bertanya kepada Profesor Siaveda: "Apakah gunung-gunung itu memiliki fungsi dalam membangun kerak bumi?" Dia mengatakan bahwa hal ini belum ditemukan dan dibangun oleh para ilmuwan. Dalam pandangan jawaban, kami menyelidiki dan menanyakan tentang hal ini dan kami mendapati beberapa ahli geologi memberikan jawaban yang sama, kecuali hanya sedikit. Di antara yang sedikit itu sebagai penulis buku yang berjudul "Bumi". Buku ini dijadikan sebagai dasar referensi di beberapa universitas di seluruh dunia. Salah satu penulis buku ini bernama Frank Press. Sekarang ini dia Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan di Amerika Serikat. Sebelum itu, dia penasihat ilmu pengetahuan bekas Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter.

Apa yang dikatakan dalam bukunya, ia menggambarkan gunung menyerupai bentuk iris di mana gunung itu bagian kecil dari semua yang memiliki akar dan mengakar kuat di dasar tanah. Prof Press menulis fungsi gunung dan menyatakan bahwa mereka memainkan peran penting dalam menstabilkan kerak bumi. Inilah kenyataan mengapa al-Quran menggambarkan gunung pada 14 abad yang lalu.

Allah berfirman:



"Dan gunung gunung dipancangkannya dengan teguh. " (QS an-Naazi'at : 32)



"Dan Dia menancapkan gunung gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu. " (QS an-Nahl : 15)



Namun, siapa yang telah memberi tahu Nabi Muhammad SAW tentang hal ini? Kami menanyakan kepada Profesor Siaveda pertanyaan berikut: “Apa pendapat Anda setelah melihat al-Quran dan Sunnah yang berkaitan dengan rahasia alam semesta yang baru saja ditemukan para ilmuwan akhir-akhir ini?" Dia menjawab:



"Saya pikir, hal ini terlihat sangat misterius bagi saya, hampir tidak dapat dipercaya. Saya sungguh berpikir apa yang Anda katakan itu benar. Buku itu sungguh luar biasa, saya setuju. "



Ya, apa yang dapat dikatakan para ilmuwan? Mereka tidak dapat menghubungkan pengetahuan yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dan yang tertulis di dalam al-Quran untuk seluruh umat manusia atau ahli ilmiah pada masa lalu, sebab semua ilmuwan tidak menyadari akan rahasia semua ini. Terlebih lagi, semua manusia tidak dapat menjelaskan tetapi untuk menghubungkan pengetahuan itu untuk beberapa kekuatan bumi. Ya, inilah petunjuk dari Allah yang diturunkan kepada utusan-Nya, Nabi Muhammad SAW yang buta huruf yang dibuat Allah sebagai tanda yang abadi untuk mengantarkan manusia sampai akhir zaman.



tahu lebih rinci ^_^

Pemikiran Barat sekarang ini berada di tengah-tengah peperangan antara agama dan ilmu pengetahuan. Hampir tidak mungkin pemikir Barat sekarang ini menerima kenyataan bahwa kemungkinan ada pertemuan secara mendasar antara agama dan ilmu pengetahuan. Injil, yang menjadi kepercayaan orang Nasrani, menyatakan pohon di mana Nabi Adam AS dilarang memakannya adalah pengetahuan. Oleh karena itu, setelah dia memakan buahnya, dia memperoleh pengetahuan tertentu yang mana tidak dia peroleh sebelumnya. Dengan alasan inilah orang Eropa membantah bahwa selama dua abad mereka tidak menerima pengetahuan ilmiah yang datang dari orang Islam.

Gereja menyatakan bahwa pencarian seperti penge­tahuan ilmiah adalah penyebab dosa yang asli. Uskup menggambarkan bukti mereka dari Perjanjian Lama yang menyebutkan bahwa ketika Adam memakan pohon itu, ia mendapat beberapa pengetahuan, Allah tidak menyukainya dan menolak memberinya kemurahan hati. Oleh karena itu, pengetahuan ilmiah menolak sepenuhnya peraturan gereja yang dianggap sebagai hal yang tabu. Akhirnya, ketika pemikir bebas dan ilmuwan Barat sanggup mengatasi kekuatan gereja, mereka membalas dendam dengan mencari petunjuk yang berlawanan dan menekan beberapa kekuatan agama. Mereka beralih kepada hal-hal yang berlawanaan untuk mengatasi kekuatan gereja dan mengurangi pengaruhnya kepada hal yang sempit dan membatasi pada sudut-sudut tertentu.

Oleh karena itu, jika Anda membicarakan persoalan agama dan ilmu pengetahuan dengan pemikir Barat, dia benar-benar akan keheranan. Mereka tidak tahu Islam. Mereka tidak mengetahui bahwa Islam menjunjung tinggi status ilmu pengetahuan dan orang yang berilmu, menghormati mereka sebagai saksi setelah malaikat yang berhubungan dengan fakta baru tiada Tuhan selain Allah, sebagaimana yang telah Allah firmankan kepada kita:

"Tuhan menyatakan, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Dia, dan malaikat-malaikat dan orang-orang berilmu yang tegak dengan keadilan. " (QS AIi Imran : 18)



Dan Allah Yang Maha Agung dan Maha Muha berfirman kepada kita:



"Oleh sebab itu, ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah ".

(QS Muhammad : 19)



Telah diketahui dari al-Quran bahwa Nabi Adam AS diistimewakan melebihi malaikat dengan kebaikan pengetahuan yang diberikan Allah kepadanya. Kisah dari al-Quran menyangkal Injil yang menyebutkan orang Islam dianggap menyimpang. Menurut al-Quran, kenyataan bahwa Nabi Adam diberi pengetahuan adalah sebuah tanda kehormatan dan bukan karena pengusirannya dari surga. Oleh karena itu, jika seseorang membicarakan Islam dan ilmu pengetahuan dengan para pemikir Barat, mereka cenderung mengharapkan argumen yang sama dengan apa yang ada dalam budaya dan agama mereka. Itulah mengapa mereka memberi reaksi dengan keterkejutan ketika mereka ditunjukkan dengan fakta yang jelas sekali dari al-Quran dan Sunnah.

Di antara pemikir Barat yang menampakkan keterkejutannya itu adalah Prof. Dr. Joe Leigh Simpson, Ketua jurusan Ilmu Kebidanan dan Ginekologi dan Pakar Molecular dan Genetika Manusia, Baylor College Medicine, Houston. Ketika kami pertama kali bertemu dengannya, Profesor Simpson menuntut pembuktian al-Quran dan Sunnah. Akan tetapi, kami sanggup menghilangkan kecurigaannya. Kami menunjukkan kepadanya sebuah naskah garis besar perkembangan embrio. Kami membuktikan kepadanya bahwa al-Quran menjelaskan kepada kita bahwa turunan atau hereditas dan sifat keturunan atau kromosom yang tersusun hanya bisa terjadi setelah perpaduan yang berhasil antara sperma dan ovum. Sebagaimana yang kita ketahui, kromosom-kromosom ini berisi semua sifat-sifat baru manusia yang akan menjadi mata, kulit, rambut, dan lain-lain.

Oleh karena itu, beberapa sifat manusia yang tersusun itu ditentukan oleh kromosomnya. Kromosom-kromosom ini mulai terbentuk sebagai permulaan pada tingkatan nutfah dari perkembangan embrio. Dengan kata lain, ciri khas manusia baru terbentuk sejak dari tingkatan nutfah yang paling awal. Allah Yang Maha Agung dan Yang Maha Mulia berfirman di dalam Al-Quran:



"Celakalah kiranya manusia itu! Alangkah ingkarnya (kepada Tuhan). Dari apakah dia di­ciptakan? Dari setetes air mani. (Tuhan) menciptakannya dan menentukan ukuran yang sepadan dengannya. " (QS Abasa : 17-19)



Selama empat puluh hari pertama kehamilan, semua bagian dan organ tubuh telah sempurna atau lengkap, terbentuk secara berurutan. Nabi Muhammad SAW menjelaskan kepada kita di dalam hadisnya: "Setiap dari kamu, semua komponen penciptamu terkumpul dalam rahim ibumu selama empatpuluh hari." Di dalam hadis lain, Nabi Muhammad SAW bersabda:



"Ketika setetes nuftah telah melewati 42 malam, Allah menyuruh seorang malaikat ke rahim perempuan, yang berkata: `Ya Tuhan! Ini laki­laki atau perernpuan?' Dan Tuhanmu memutus kan apa yang Dia kebendaki. "



Profesor Simpson mempelajari dua hadis ini secara intensif, yang mencatat bahwa empat puluh hari pertama itu terdapat tingkatan yang dapat dibedakan secara jelas atau embriogenesis. Secara khusus, Dia dibuat kagum dengan ketelitian yang mutlak dan keakuratan ke­dua hadis tersebut. Kemudian dalam salali satu konferensi yang dihadirinya, dia memberikan pendapat sebagai berikut: "Dari kedua hadis yang telah tercatat dapat membuktikan kepada kita gambaran waktu secara spesifik perkembangan embrio sebelum sampai 40 hari. Terlebih lagi, Pendapat yang telah berulang-ulang dikemukakan pembicara yang lain pagi ini. bahwa kedua hadis ini telah menghasilkan dasar pengetahuan ilmiah yang mana rekaman mereka sekarang ini didapatkan".

Profesor Simpson mengatakan bahwa agama dapat menjadi petunjuk yang baik untuk pencarian ilmu pengetahuan. Ilmuwan Barat telah menolak hal ini. Seorang ilmuwan Amerika mengatakan bahwa agama Islam dapat mencapai sukses dalam hal ini. Dengan analogi, jika Anda pergi ke suatu pabrik dan Anda berpedoman pada mengoperasikan pabrik itu, kemudian Anda akan paham dengan mudah bermacam-macam pengoperasian yang berlangsung di pabrik itu. Jika Anda tidak memiliki pedoman ini, pasti tidak memiliki kesempatan untuk memahami secara baik variasi proses tersebut. Profesor Simpson berkata: "Saya pikir tidak ada pertentangan antara ilmu genetika dan agama, tetapi pada kenyataannya agama dapat menjadi petunjuk ilmu pengetahuan dengan tambahan wahyu ke beberapa pendekatan ilmiah yang tradisional. Ada kenyataan di dalam al-Quran yang ditunjukkan oleh ilmu pengetahuan menjadi valid, yang mana al-Quran mendukung ilmu pengetahuan yang berasal dari Allah."

Inilah kebenaran. Orang-orang Islam tentunya dapat memimpin dalam cara pencarian ilmu pengetahuan dan mereka dapat menyampaikan pengetahuan itu daIam status yang sesuai. Terlebih lagi orang Islam mengetahui bagaimana menggunakan pengetahuan itu sebagai bukti keberadaan Allah, Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Mulia untuk menegaskan kerasulan Nabi Muhammad SAW

Allah berfirman di dalam al-Quran:



"Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. " (QS Fushshilat : 53)



Setelah menyadari melalui beberapa contoh keajaiban al-Quran secara ilmiah yang telah diketahui berhubungan dengan komentar yang objektif dari para ilmuwan, mari kita tanyakan pada diri kita sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut:

Dapatkah hal ini mejadi sebuah kejadian yang kebetulan bahwa akhir-akhir ini penemuan informasi secara ilmiah dari lapangan yang berbeda yang tersebutkan di dalam al-Quran yang telah turun pada 14 abad yang lalu?

Dapatkah al-Quran ini ditulis atau dikarang Nabi Muhammad SAW atau manusia yang lain?

Hanya jawaban yang mungkin untuk pertanyaan itu bahwa al-Quran secara harfiah adalah kata-kata atau firman Allah yang diturunkan kepadanya. Al-Quran adalah perkataan yang harfiah dari Allah yang Dia turunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang melalui malaikat Jibril. Al-Quran ini dihapalkan oleh Nabi Muhammad SAW yang kemudian didiktekan kepada sahabat-sahabatnya. Para sahabat inilah yang selanjutnya secara bergiliran menghapalkannya, menulis ulang, dan memeriksa/meninjau lagi dengan Nabi Muhammad SAW

Terlebih lagi, Nabi Muhammad SAW memeriksa kembali al-Quran dengan malaikat Jibril sekali setiap bulan Ramadhan dan dua kali di akhir hidupnya pada kalender Hijriah yang sama. Sejak al-Quran diturunkan sampai hari ini, selalu ada banyak orang Islam yang menghapalkan semua ayat al-Quran surat demi surat. Sebagian dari mereka ada yang sanggup menghapal al-Quran pada waktu berumur 10 tahun. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika tidak ada satu surat pun di dalam al-Quran yang berubah selama berabad-abad sampai sekarang.

Al-Quran telah diturunkan 14 abad yang lalu menyebutkan fakta yang bacu ditemukan akhir-akhir ini yang telah dibuktikan oleh para ilmuwan. Hal ini membuktikan tidak ada keraguan bahwa al-Quran adalah firman yang harfiah dari Allah, yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW. Selain itu juga menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah benar-benar nabi dan utusan yang diturunkan Allah. Hal ini adalah di luar alasan bahwa setiap manusia 14 abad yang lalu telah mengetahui beberapa fakta ini yang ditemukan atau dibuktikan akhir-akhir ini dengan peralatan canggih dan metode yang rumit.

tahu lebih rinci ^_^

Time i5 Sword

Apa yang sudah kita lakukan hari ini, kemarin, seminggu yang lalu dan tahun yang lalu tidak akan mungkin terulang lagi. Waktu yang sudah berlalu tidak mungkin kita lewati untuk kedua kalinya. Indahnya masa kecil dan masa muda yang pernah kita rasakan tidak akan kembali lagi. Begitu berartinya waktu sehingga berbagai negara mempunyai ungkapan tersendiri untuk penghargaan terhadap waktu. Orang Arab mengatakan waktu itu ibarat pedang, jika kita tidak memakainya dengan baik dan benar maka ia akan memotong dirimu. Orang Inggris menyatakan time is money dan orang Indonesia sendiri menyatakan sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tiada berguna.

Allah SWT bersumpah mengenai pentingnya waktu pada permulaan beberapa surah Makkiyah dalam Al-Quran. Misalnya, surah An-Asr yang artinya,“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.”

Orang yang tidak mengerti pentingnya waktu
pada suatu saat pasti akan tahu dan mengerti harga sebuah waktu dan nilai dari suatu pekerjaan. Namun, kadang penyesalan itu datang terlambat dan tidak ada lagi manfaat tinggal omong kosong semata. Keadaan orang yang demikian jelas tergambar dalam Al-Quran . Bila sebuah daerah maupun negara menganggap Tsunami, Banjir, Angin Puting Beliung, dan Lumpur Lapindo adalah sebuah bencana, maka bagi seorang individu bencana adalah menyia-nyiakan waktu. Adapun bentuk-bentuk menyia-nyiakan waktu antara lain kelalaian dan suka menunda sesuatu.
Semua peristiwa yang terjadi di sekitar kita harus dianggap sebagai pembelanjaran untuk masa mendatang. Mendapatkan nilai jelek, meninggalkan sholat, meninggalkan puasa, bergaul bebas, hendaknya menjadi pembelanjaran di masa mendatang. Jika hanya menjadi sebuah peristiwa yang sudah terjadi dan berlalu begitu saja tanpa kita ambil pelajaran berharga di dalamnya, maka kita termasuk orang yang lalai. Kita mengetahui berbagai ilmu tetapi tidak dipelajari dan diamalkan, bahkan hanya kita anggap sebagai wacana semata pun termasuk juga kelalaian. Datang ke majlis ilmu / sekolah hanya sekadar datang, duduk, pulang pun merupakan kelalaian, jika tidak kita pelajari lagi dan kita amalkan ilmunya.
Dalam surat Al- Araf ayat 179 Allah berfirman: “Dan sesungguhnya kami jadikan isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Alllah), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
Selain kelalaian, bencana yang menimpa individu adalah selalu menunda pekerjaan. Kata nanti selalu menjadi alasan klasik yang tidak berujung pangkal, sehingga mengucapkan kata nanti sudah menjadi kebiasaan, ciri khas dan prinsip hidup. Kebiasaan tersebut kalau sudah melekat dalam jiwa maka akan susah untuk menanggalkannya. Jika tidak segera diberantas maka seiring perjalanan waktu kita akan merasakan betapa banyak kerugian yang kita dapatkan.
Seorang pelajar ketika diberi tugas oleh gurunya, ia tidak segera menyelesaikannya, maka ketika
di sekolah ia harus menelan pil pahit yang ia lakukan sendiri. Seorang mahasiswa yang selalu menunda tugas akhir/skripsi maka droup out tengah mengancamnya. Begitu juga seorang muslim yang melakukan kesalahan tidak segera bertaubat ,maka dosa-dosanya akan bertambah terus dan semakin menumpuk. Apabila hal tersebut dibiarkan hingga kematian menghampirinya, maka neraka telah siap menghadangnya.
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang mukmin itu apabila berbuat dosa akan ada di dalam
hatinya bintik hitam, seandainya ia bertaubat, menanggalkannya dan memohon ampunan akan hilang bintik hitamnya, dan apabila ia menambah niscaya akan bertambah, sehingga akan menutup hatinya. Itulah sebenarnya penutup yang disebutkan oleh Allah dalam kitabNya. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.”
(H.R. Tirmidzi, Nasai, dan Ibnu Majah).

Menurut DR. Yusuf Al-Qardhawi waktu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Cepat berlalunya.
Waktu yang telah kita lalui tidak terasa oleh diri kita.Ketika menginjak usia kepala empat tidak kita sadari banyaknya perubahan di sekitar kita, rasanya baru kemarin kita berusia 17 tahun.
Jika banyak orang beranggapan bahwa hari-hari gembira itu berlalu begitu cepat dan hari-hari sedih berlalu begitu lamban, itu hanyalah perasaan seseorang saja bukan keadaan yang sebenarnya. Apabila akhir dari umur adalah kematian, maka panjang pendeknya usia tiada perbedaan.
2. Waktu yang telah berlalu tidak dapat kembali dan tidak dapat diganti.
Semua yang kita lakukan setiap hari berlalu dan setiap jam lewat atau setiap kesempatan jalan, tidak mungkin akan kembali atau dapat digantikan. Para penyair yang telah lanjut usia menuangkan apa yang ia rasakan dalam puisi yang dibuatnya,
Seseorang hanyalah pengendara di atas pundak umurnya.
Berkelana mengikuti hari dan bulan
Ia lalui siang dan malam harinya
Semakin jauh dari kehidupan.
Semakin dekat dengan kuburan.
Seorang penyair terkenal di Indonesia dan karya-karyanya selalu dijadikan objek pembelanjaran, Charil Anwar, di ujung kematianya yang masih teramat muda (dua puluh tujuh tahun) menginginkan umurnya diperpanjang seperti yang ia tuliskan dalam puisi yang berjudul AKU.
Aku
Kalau sampai waktuku
Kumau takkan seorangkan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap menerjang….menerkam
Luka dan bisa kubawa berlari…berlari
Hingga
Aku tak peduli
Aku mau hidup
Seribu tahun lagi
3. Waktu adalah hal yang termahal yang dimiliki oleh manusia.
Dikarenakan waktu itu berlalu dengan cepat dan tidak akan kembali bahkan tidak akan ada gantinya, maka waktu adalah harta yang paling mahal dan berharga yang dimiliki manusia.Jika harta kita hilang, kita masih bisa mencarinya lagi. Namun, jika waktu telah berlalu ke mana kita cari? Waktu bukanlah berharga emas permata, bukanlah segala bentuk berlian, namun waktu adalah “Kehidupan, kata Hasan AL-Banna. Bukankah kehidupan seseorang itu adalah waktu yang dipergunakan dari semenjak ia hidup hingga meninggal.
Begitu banyaknya penekanan-penekanan untuk menghargai waktu, maka perlu kita pahami dan renungkan bahwa waktu yang disediakan oleh Allah SWT bagi kita hanyalah selama kita hidup di dunia saja. Ada yang bisa mencapai usia 100 tahun, 80 tahun, 60 tahun bahkan banyak yang kurang dari 50 tahun. Rata-rata usia bangsa Indonesia di bawah 60 tahun. Aktivitas yang kita lakukan jika diatur mulai usia 7 tahun maka katakanlah usia kita 55 tahun. Kurang lebih sepertiga dari hari-hari kita digunakan untuk tidur atau beristirahat . Jadi, sekitar 18 tahun aktivitas kita berkurang untuk mengistirahatkan organ-organ tubuh yang telah capai. Sisanya, yaitu 37 tahun kita gunakan untuk beraktivitas sesuai dengan keinginan dan keadaan kita.
Sebagai manusia yang tidak ingin menyesal di kemudian hari, maka kita harus pandai-pandai memanajemen waktu. Misalnya saja kita sebagai pelajar SMA maka kita hitung saja untuk belajar 8 jam untuk beristirahat dan lain-lain 3 jam untuk tidur 7 jam, semuanya 18 jam. Kita mempunyai sisa waktu 6 jam setiap hari. Tentu saja ini masih ditambah dengan waktu hari Jumat dan hari Ahad yang bila kita hitung jumlahnya setiap Ahad menjadi cukup banyak dan dapat kita manfaatkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang berguna.
Bila waktu senggang kita biarkan berlalu, ada kemungkinan hal tersebut akan menjadi gaya hidup dan mendorong kita melakukan kegiatan-kegiatan yang kurang berguna, atau bahkan yang sifatnya negatif dan akan mendatangkan penyakit malas atau bosan. Hal ini akan dapat mengakibatkan memperlemah semangat kita sebagai hamba Allah untuk senantiasa belajar dan bekerja keras.
Kelalaian-kelalaian mengatur waktu seperti ini sudah bukan rahasia umum lagi dan jika dibiarkan terus menerus maka akan mengganggu kehidupan kita bahkan akan merusak masa depan seseorang. Oleh karena itu mulai saat ini marilah kita mengubah gaya hidup kita dan mulai lebih menghargai waktu dengan cara memanajemen dengan baik apa yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada kita.
Lihatlah orang-orang di sekitar kita, tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai kesuksesan adalah orang –orang yang sangat menghargai waktu dan berdisiplin menggunakan waktu. Dengan kecermatan membagi waktu, akhirnya mereka bisa menikmati hasil jerih payah mereka baik berupa finansial maupun kebutuhan rohani. Mereka mungkin saja sebagai bintang kelas, dokter, ilmuwan, pengusaha, politikus, ulama yang betul-betul menyadari betapa berharganya waktu meskipun hanya sedetik.
Sebagai seorang muslim kita mempunyai kewajiban terhadap waktu yang telah diberikan oleh Allah SWT. Kewajiban-kewajiban itu antara lain:
1. Menjaga manfaat waktu
Waktu yang telah diamanatkan kepada kita hendaknya kita jaga sebagaimana kita menjaga harta benda kita, bahkan harus lebih dari itu. Manfaatkan waktu untuk kepentingan diri serta untuk kebaikan orang lain / umat dalam mencapai kehidupan baik spiritual maupun materil.
2. Tidak menyia-nyiakan waktu
Melakukan aktivitas yang tidak membawa manfaat berarti kita telah menyia-nyiakan waktu, misalnya yang banyak terjadi dalam lingkungan pelajar bermain game/ PS, menggosip. Hal ini akan membuang waktu percuma, maka selayaknya harus kita hindari. Apa yang mereka lakukan sering membuat lupa mengingat Allah, lupa menunaikan shalat, serta lupa kewajiban-kewajiban agama dan keluarga. Ketika diingatkan dengan santai mereka menjawab,” Ini hanya sekedar refresing belaka.” Mereka tidak tahu bahwa dengan demikian, mereka sebenarnya telah menyia-nyiakan diri mereka sendiri.
3. Mengisi kekosongan
Dari ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda: Dua nikmat Allah yang tertipu oleh kebanyakan manusia ; nikmat sehat dan nikmat waktu luang.
Dalam Hadis lain Rasulullah juga bersabda: “Pergunakanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara yang lain: kehidupan sebelum datang kematianmu, kesehatan sebelum datang penyakitmu, kekosonganmu sebelum datang kesibukanmu, masa muda sebelum datang masa tuamu, kekayaanmu sebelum datang kemiskinanmu.”
Waktu yang kosong tidak akan berlalu begitu saja, tiap-tiap orang mempunyai cara tersendiri dalam mengisi kekosongan tersebut. Kebaikan dan keburukan akan senantiasa mengiringi dan menjadi pilihan setiap orang. Barangsiapa yang berjiwa lemah maka waktu luangnya akan terisi dengan kebatilan-kebatilan yang akhirnya menyengsarakan diri sendiri.Bagi para pemuda waktu luang bisa menimbulkan angan-angan kotor yang penuh nafsu syahwat atau mimpi-mimpi yang menggairahkan yang berakibat buruk bagi kehidupan dunia dan akherat. Namun, berbahagialah orang yang selalu menggunakan waktu luang dengan kebaikan dan kebenaran, hidupnya terasa damai dan tentram.
4. Berlomba-lomba dalam kebaikan
Orang mukmin yang mengerti akan nilai dan pentingnya waktu, maka akan selalu mengerjakan dan berlomba-lamba menuju kebaikan baik untuk kehidupan dunia maupun akherat. Mereka tidak ingin menunda-nunda kewajiban hari ini ke hari yang lain, dengan alasan malas atau berat hati.
Himbauan Allah SWT kepada manusia agar selalu berlomba-lomba dalam kebaikan, sebagaimana firmanNya:
“Dan bagi tiap-tiap sesuatu umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadaNya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada Allah pasti akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).”(Al-Baqoroh:148).
5 Belajar dari perjalanan waktu yang dialami
Apa yang terjadi di sekitar kita seiring perjalanan waktu bisa kita ambil banyak pelajaran.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih berantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal”.(Ali-Imron:19).
Suatu keharusan bagi orang mukmin untuk mengambil pelajaran dari pergantian siang dan malam.Dalam pergantian malam dan siang terjadi berjuta-juta kejadian yang bisa kita ambil pelajaran. Proses kelahiran dari bayi menjadi anak-anak kemudian menjadi pemuda dan akhirnya menjadi tua lalu meninngal. Gugurnya daun yang tidak terhitung setiap harinya, kemudian berganti dengan tunas-tunas baru. Antara kegembiraan dan kesedihan yang datang silih berganti selama masih ada kehidupan.
6. Keharusan menengok masa lalu, perhatian terhadap masa depan dan masa kini
Mempelajari sejarah masa lalu berarti mengambil pelajaran dari kejadian yang telah menimpa kita atau orang lain. Pelajaran tersebut bisa menjadi tolak ukur ketika akan melakukan aktivitas agar tidak terjadi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya dan membuat kita lebih berhati-hati dalam bertindak. Amirul Mukminin, Umar bin Khattab menganjurkan,”Evaluasilah diri Anda sebelum Anda dievaluasi oleh Allah, dan timbang-timbanglah amal kebajikan Anda sebelum ditimbang Allah.”Beliau sendiri, bila malam telah gelap gulita, segera mencuci kakinya dan bertanya pada dirinya,” Apa yang telah saya kerjakan pada hari ini?”
Jika kita ingin mengevaluasi diri sendiri, waktu yang paling tepat ketika kita hendak tidur. Apa yang telah saya perbuat? Mengapa saya bisa berbuat demikian? Bagaimana caranya agar perbuatan itu tidak terulang?
Konsentrasi pada masa depan adalah dasar pokok agama. Hal ini harus betul-betul kita pikirkan. Apalah kesenangan dunia bila berakhir menyakitkan di kobaran api neraka? Sesungguhnya tujuan utama dari agama adalah mempersiapkan manusia menuju kehidupan abadi di masa mendatang, pada surga yang penuh dengan kebahagiaan.Tujuan pokok yang ingin kita gapai tersebut bukan berarti harus melalaikan masa depan di dunia.Kita pun juga harus merencanakan sesuatu untuk hari esok, menyiapkan segala sesuatu untuk diri kita / keluarga agar tidak mengalami kesengsaraan dunia. Antara kehidupan dunia dan akherat minimal harus berimbang.
Di dalam Al-Quran surah Al-Hasyr ayat 18 Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.”
Sedangkan memperhatikan masa kini berarti menggunakan waktu sekarang untuk bekerja demi memperjuangkan hidup di dunia sebelum hilang dan berlalu. Mempersiapkan bekal untuk esok hari dan kehidupan akherat nanti.”Apabila hari akhir sedang berlangsung sedang di tangan seseorang dari kamu masih ada pohon yang akan ditanam maka seandainya ia masih sempat menanamnya, hendaklah ia tanam.”(Al-hadis).
7. Memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang Istimewa
Allah melebihkan sebagian orang atas sebagian yang lainnya, sebagian malam atas sebagian malam lainnya dan melebihkan waktu atas sebagian yang lain. Kelebihan-kelebihan itu antara lain: shalat tahajud, sholat Jumat, bulan Ramadhan, sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan, bulan Rajab, Dzulkaidah, Dzulhijjah sebagai bulan haram.
Sebagai seorang muslim yang tidak ingin menyesal di kemudian hari, maka kita harus pandai-pandai menata waktu. Bagaimana cara mengatur waktu dengan baik? Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur waktu selama kita masih diberi nyawa oleh Yang Kuasa agar kita nanti tidak menyesal yaitu:
1. Buatlah jadwal kegiatan kita sehari-hari selama 24 jam.
Jadwal tersebut lebih baik kita tulis dan kita tempelkan di tempat yang selalu terlihat sehingga ketika ada yang terlupa, mudah untuk mengingatnya kembali.
2. Koreksilah semua kegiatan yang telah kita lakukan selama satu hari penuh.
Jika kita selalu mengoreksi apa yang telah kita lakukan dalam satu hari maka akan kita ketahui kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat maupun yang kurang bermanfaat. Hal ini akan membuat kita lebih selektif lagi dalam melakukan segala aktivitas dan meminimalkan aktu yang terbuang percuma.
3. Jangan pernah melewatkan waktu berlalu begitu saja.
Usahakan kemanapun Anda pergi bawalah sesuatu yang nantinya bisa mengisi waktu kosang ketika kita bepergian. Misalnya, ketika kita antre membayar pajak, menunggu anak les/ sekolah, menunggu bus, menunggu ustadz mengisi pengajian. Sesuatu tersebut lebih baik adalah buku, namun tidak tertutup kemungkinan jika kita hobi menulis atau juga hobi memotret, kegiatan tersebut bisa saja kita lakukan, siapa tahu bisa mendapatkan keuntungan finansial dan menambah uang belanja kita.
4. Jangan pernah menunda pekerjaan.
Ada seorang pembesar, mengundang seorang laki-laki yang saleh untuk menghadiri acara makan bersama. Ia berhalangan tidak dapat menghadiri acara tersebut karena berpuasa. Serta merta pembesar itu berkata, “Makanlah hari ini dan berpuasalah esok hari!”Dengan tegas orang ya ng saleh itu mengatakan, “ Apakah engkau menjamin saya akan hidup hingga esok?
Kematian adalah sebuah rahasia Ilahi yang kedatanganya tidak bisa kita prediksi. Banyak sebab kematian, namun mati itu pasti akan menghampiri kita. Sayang sekali jika apa yang kita tunda adalah urusan akherat maka sangat berbahaya sekali.
Seorang penyair merangkai untaian puisi tentang menunda pekerjaan.
Tak kan kutunda pekerjaan hari ini
Hingga esok hari
Sungguh esok adalah
Hari bagi para pemalas
Akhirnya sebagai seorang muslim yang ingin berbahagia hidup di dunia atau akherat, dan selalu dijaga oleh Allah maka kita hendaknya selalu berdoa :
“Allahumma innii a’uudzubika minalhammi wal huzni wa a’uudzubika minal ‘ajli wal kasali.
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kesengsaraan dan kesedihan dan aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan.”

tahu lebih rinci ^_^